Friday 18 September 2015

Cahaya dari Tenggara

Pagi ini Raja Penerang masih dalam perjalanan
Menuju hari yang menunggu
Kesatria Malam juga masih menunggu entah dimana
Mungkin di belahan yang lainnya

Hawa dingin masih memelukku
Cukup erat untuk dilepaskan

Saat aku akan menuju antara Barat dan Barat Laut
Dari Tenggara ada yang menatapku
Matanya membekukankuku dari jarak waktu cahaya
Memperhatikanku sampai habis saatnya

Saat aku dan mata dari Tenggara memadu kasih tanpa ada kata
Sang timur menggoda dengan tarian sayatannya
Mencoba mengambil langkah di antara

Tapi tanpa tahu esok akan kembali
Di sini hanya ada kiblat, wanita sang perantara, dan mata dari Tenggara

No comments:

Post a Comment

inget-> "mulutmu harimaumu"