Pagi ini Raja Penerang masih dalam perjalanan
Menuju hari yang menunggu
Kesatria Malam juga masih menunggu entah dimana
Mungkin di belahan yang lainnya
Hawa dingin masih memelukku
Cukup erat untuk dilepaskan
Saat aku akan menuju antara Barat dan Barat Laut
Dari Tenggara ada yang menatapku
Matanya membekukankuku dari jarak waktu cahaya
Memperhatikanku sampai habis saatnya
Saat aku dan mata dari Tenggara memadu kasih tanpa ada kata
Sang timur menggoda dengan tarian sayatannya
Mencoba mengambil langkah di antara
Tapi tanpa tahu esok akan kembali
Di sini hanya ada kiblat, wanita sang perantara, dan mata dari Tenggara
No comments:
Post a Comment
inget-> "mulutmu harimaumu"