Friday 5 December 2014

Bintang di Bumi Kemampuan

Derpa bilangan santer terdengar
Gejolak Bintang tak bisa tuk sama
Tambahan terlaksana tanpa seimbang disini-sana

Berkobar rasa di sebelah tangan yang digenggam erat walau ocehan seperti burung camar di Lautan Australia

Degub jantug bisa saja tetap tenang saat pelototan 20 centi meter di depan mata yang tetap tenang bagai Tembok Berlin yang dihancurkan untuk persatuan

Pikiran ingin keluar tapi tak ada tindakan selain menahan untuk meluapkan kata dan emosi atas kepalsuan emosi dan kata yang dibilang pelatihan walau hanya akan jadi celotehan, dicemooh yang terlihat seperti harga gelombang cinta yang dijatuhkan dari Puncak Emas Monas

Mungkin seperti mencari ujung pelangi dibulan Juli

Tanpa keajaiban, putus asa yang didapat

Tapi, tak mau!

Tukik pun tetap ke lepas lautan tanpa tau kemampuan
Insting, aku butuh insting

Hap hap


Pikiran butuh sedikit rehat dengan perlindungan yang mengembang di pohon kehidupan selagi bantuan belum datang

Ini yang menyenangkan
Sendirian mendengar dan meihat angin dari bayangan
Disediakan lahan lagi hamparan rerumputan yang terngiang

Rehat!

Bantuan datang, ya, ketenangan tanpa buah pikiran yang melompat bagai domba domba dalam cerita luar yang datang sebagai magnet mimpi di pelataran kehidupan

Tapi inilah yang perlu dipahami

Masa sulit terlihat bagai bakal bunga di pancaroba

Tutup mata, jalani dahulu

1 comment:

inget-> "mulutmu harimaumu"