Di suatu sisi saat merah kalah dengan abu-abu
Engkau disana, dimana mata dan rongga dada berkontraksi
Membuat yang lain menepi
Menyilakan para penyair dengan kaki tak menyentuh bumi
Mendayu-dayu di keramaian bergetar
Membuatku jadi guncar
Terlupa untuk mengejar
Angin yang mendampingi angan
Otak besar otak kecil
Sumsum lanjutan sumsum tulang belakang
Berpakaian gagah dalam pikiran
Harapan tingkat nasional
Dengan berpikir personal
Hampa bukan kenyataan
Bila kau berpikir rasional
Mendekatlah
Kemari cepat!
Waktu tak rehat
Sayang
Sayang
Sayang
Keberuntungan
Sayang
No comments:
Post a Comment
inget-> "mulutmu harimaumu"